Dalam penalaran,
proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya
disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis
dan konklusi disebut konsekuensi
Ada dua
jenis metode dalam menalar yaitu: Induktif dan Deduktif
1.
Metode Induktif
Metode
berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak
dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki
berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Contoh: (penelitian perilaku pemuda dalam sebuah desa)
artinya tidak perlu pakai kuisioner tapi tetapi menggunakan interview guide dan
biasanya jenis pertanyaan terbuka dan dilapangan bisa berkembang.
Aspek dari penalaran
induktif terbagi menjadi 2 macam yaitu: generalisasi dan analogi
a. Aspek Analogi
•
Analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Analogi
dapat juga dikatakan sebagai proses membandingkan dari dua hal yang berlainan
berdasarkan kesamaannya, kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu
kesimpulan.
b. Aspek Generalisasi
•
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian
besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan
rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta,
contoh, data statistik, dan lain-lain.
Macam
– macam generalisasi :
·
Generalisasi sempurna
Adalah
generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki.
Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat
diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
·
Generalisasi tidak sempurna
Adalah
generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang
berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
2. Metode Deduktif
Metode berpikir deduktif
adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk
seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat
Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan
(khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang
menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status
sosial.
Pengertian Penalaran Deduktif:
Penalaran
Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau
sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum.
Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara
deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus
atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut
dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit. Contoh
: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti
sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari
media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi
sosial dan penanda status social.
Macam-macam
penalaran deduktif diantaranya :
a. Silogisme
Silogisme
adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun
dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta
lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2
pendapat dan 1 kesimpulan.
b. Entimen
Entimen
adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme
premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
sumber:
dwigonoverizal.blogspot.com
wikipedia
http://timokomit.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar